Translate

Selasa, Juli 10, 2018

Menjemput Jelantah Ditengah Persaingan Keras

Menunggu kabar, adakah jelantah disana yang bisa kita ambil

Sebutlah namanya Nawawi, adik sepupu yang sedang magang jadi pengusaha limbah mengatakan bahwa warung pecak di jl. Sawit membutuhkan jirigen untuk menampung #Jelantah Ia berkata kepada eikj bahwa warung tersebut membuang jelantahnya setiap hari dan sayang jika tidak diambil.
Kami bersepakat setelah isya menghantarkan jirigen ke warung yang ia sebut tadi. Setelah mengantarkan jirigen ke warung tersebut, kami berkeliling Kalisari untuk mencari sumber #Jelantah baru, pencarian tersebut start di Jl. Gongseng dan finish di Jl. H. Hasan - Kalisari.
Singgah di tempat pertama, eikj menanyakan kepada pemilik warung apakah #Jelantahnya dibuang atau ada yang ambil? Si empu menjawab, jelantah tersebut sebelumya ada yang ambil, saya masih punya 2 jirigen penuh #Jelantah. tapi, kini orang tersebut tidak pernah mengambil lagi dan jika mas mau, mas bisa membelinya dengan harga Rp. 5000/kg ucap ibu pemilik warung.
Wah tinggi sekali yah Bu, harganya. Saya nggak berani lah kalau ibu memberi harga yang sama kepada saya, saya paling berani di harga Rp. 2000/kg ucapku.
Gak dapet mas, masa harganya mas lebih rendah dari pada orang yang ambil sebelumnya? Sedetik kemudian ibunya menurunkan harga menjadi Rp. 4000/kg dan berharap eikj akan menaikkan angka penawaran.
Namun eikj masih bertahan di harga Rp. 2000/kg dan sambil ngenye, yawda Bu kalo gak dikasih, gak papa. Saya pamit lah, makasih, Bu.
Mas, gimana kalau Rp. 3000/kg?
Saya Gak berani, Bu. Lalu si ibu mengatakan yawda mas gak papa lah Rp. 2000/kg silahkan langsung dibawa dan yang penting jirigennya ditukar.
Pergilah eikj keluar untuk mengambil jirigen, dengan ekspresi gembira eikj nyamperin wawi, dan berkata Alhamdulillah kita dapet sumber #Jelantah baru, wi.
Saat kembali masuk ke warung untuk mengambil #Jelantah dan menukar jirigen, si ibu berkata, oh iya mas, ada uang ada barang..!
Bu, saya gak bawa uang. Gimana kalo #Jelantah ini saya bawa dulu dan saat mengambil #Jelantah berikutnya saya bayar?
Uuu.. mantab.!
Gak bisa mas, ada uang ada barang..!
Yasudah Bu kalo begitu. Saya pamit.
Kenapa, Ba, Kok keliatan gak semangat?
Iya, wi, ternyata ibunya minta #Jelantahnya dibayar cash.
Sambil berjalan mencari sumber #Jelantah lain, eikj mencoba menjelaskan kepada wawi bahwa dalam bisnis itu membutuhkan modal. Ada yang modalnya uang cash, ada juga bermodal kepercayaan. Pada kasus ini, ibu itu melihat uang sebagai modal utama kita. Padahal jika kita berhitung, harga jirigen 1 buahnya Rp. 20.000 dan jika kita meninggalkan 2 jirigen maka asset kita di warung tersebut sebanyak Rp. 40.000. lalu jika kita berhitung #Jelantah warung tersebut maka maksimal uang yang harus dibayarkan adalah Rp. 36.000 dengan asumsi  #Jelantah yang ibu itu kumpulkan mencapai 18kg. Namun sayangnya ibu tersebut hanya melihat uang sebagai modal berbisnis tapi tidak dengan jirigen yang merupakan asset kita sebagai#PebisnisLimbah.
Tak lama kemudian, kami mendapati sebuah warung pecel lele lainnya, kali ini sambutan pemilik warung lebih oke. Dia hanya berkarta, yawda mas, mau Rp. 2000/kg, mau Rp. 3000/kg, yang penting #Jelantah yang saya kumpulkan diambil. Soalnya kalo saya udah kumpulkan terus gak diambil, saya jadinya sebel.
Siap pak de..! Ucap eikj
Gimana Ba? Tanya wawi
Alhamdulillah kita dapet 1 sumber #Jelantah baru.
Manyun, gak dapet jelantah & gak beli ayam goreng

Tuh Ba, ada tukang ayam goreng. Ayo kita tanya.
Saat bertanya di gerai ayam goreng Go Chiken di Jl. Pertengahan dan gerai ayam goreng D'Bro di Jl. H. Hasan, mas-mas pelayanan kedua gerai tersebut menyatakan bahwa minyak sisa pemakaian mereka dibeli oleh seorang tentara dari Kop***s dengan harga Rp. 90.000 per jirigen 18kg.
Kemudian kami melanjutkan perjalanan dan mampir di sebuah warung pecel lele, lalu si ibu pemilik warung-warung mempersilahkan masuk ke dapurnya untuk mengambil 40kg #Jelantah yang ia kumpulkan.
40kg #Jelantah tersebut tentunya menjadi penghibur sekaligus penyemangat bagi kami, bahwa masih ada warung disana yang menerima penawaran Rp. 2000/kg sebagai pengganti tenaga mereka mengumpulkan #Jelantah agar tidak dibuang dan mencemari lingkungan.


*Fa 100718*





Tidak ada komentar:

Disqus Shortname

Comments system